Rabu, 02 Juli 2008

PENELITIAN KUALITATIF

PENELITIAN KUALITATIF

Sejarah

Pada abad ke 17 orang masih berpandangan bahwa apa yang terjadi bersifat alamiah. Penelitian meneliti secara pasif, dengan tidak dengan sengaja memanipulasi lingkungan dan tidak mengadakan eksperimen dengan lingkungan. Masa itu disebut sebagai prapositifisme. Pada abad ke18, yang dipelopori oleh David hume (1750) berpandangan bahwa peneliti dapat dengan sengaja mengadakan perubahan dalam dunia sekitar dengan melakuakan sebagai eksperimen, sehingga timbul metode ilmiah, yang selanjutnya ditemukan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip umum tentang dunia kenyataan dari ilmu alam maupun ilmu social. Masa itu disebut sebagai masa positifisme.

Definisi

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati

Kirk dan Miller (1986) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam pengamatannya sendiri.

Ciri-ciri penelitian kualitatif

  1. latar alami (Natural setting)

yaitu konteks alami secara menyeluruh dan tidak dapat diisolasi atau dieliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.

  1. instrument manusia yang berarti peneliti merupakan instriumen kunci untuk menangkap makna, interaksi nilai, nilai local yang berbeda, yang mana hal ini tidak mungkin ditangkap dalam quetioner
  2. memanfaatkan pengetahuan tak terkatakan karena realitas diasumsikan mempunyai nuansa ganda yang sulit dipahami tanpa mengekspresikan dengan yang tidak terkatakan.
  3. data kualitatif untuk mengungkap realitas ganda, pengamatannya dengan menggunakan konsep-konsep
  4. sampel bertujuan (purposive sampling) artinya sampel yang dipilih menurut tujuan penelitian dan bukan menggunakan sampling random, populasi dan sampel banyak, sehingga peneliti kualitatif mementingkan data langsung bukan data kedua.
  5. analisis data induktif (inductif data analysis) guna lebih mempermudah pendeskripsian konteks yang muncul dari bawah dari pada deduktif.
  6. teori mendasar (grounded theory) yaitu mengarahkan penyusunan teory yang mendasar dari lapangan langsung (emergent data),berdasarkan pola dan tema untuk mencari makna (meaning).
  7. desain sementara disebabkan adanya realitas ganda yang sulit dibakukan terlebih dahulu dan banyaknya system, nilai yang terkait dan interaksinya tidak terduga, sehinnga desain penelitian tampil dalam proses penelitian yang didesain berulang-ulang, emergent, evolving, developing.
  8. pensepakatan hasil terhadap makna dan tafsir atas datayang diperoleh dari sumbernya.

Pendekatan kualitatif :

  1. perspektif fenomenologis : peneliti yang bmenggunakan pendekatan ini berusaha untuk memahami makna peristiwa serta interaksi pada orang-orang biasa dalam situasi tertentu.
  2. pendekatan etrnografis : pendekatan ini sering digunakan dalam penelitian antropologi, dan dapat menggambarkan budaya sebuah masyarakat secara holistic.
  3. interaksi simbolis : hal yang mendasar bagi pendekatan interaksi simbolis adalah asumsi yang mengatakan bahwa pengalaman manusia itu diperoleh dengan perantara interpretasi. Benda, objek, orang, situasi dan kejadian tidak akan memiliki maknanya sendiri, tanpa diberikan pemaknaan pada hal-hal tersebut.
  4. etnometodologi : teori ini digunakan ketika peneliti hendak mengetahui bagaimana cara masyarakat melakukan perbuatan untuk memenuhi kebutuhan atau rutinitas aktifitas social mereka.
  5. inquiri heuristic : teori yang digunakan untuk memperkuat pemahaman terhadap terhadap pengalaman-pengalaman masyarakat. Teori ini dikembangkan sebagai penguatan terhadap teori fenomenologi yang biasa digunakan untuk menggambarkan pengalaman –pengalaman masyarakat.
  6. psikologis ekologis : teori yang biasa digunakan untuk melihat hubungan manusia dengan lingkungan sosialnya, yakni hubungan interdependensi antar manusia dan lingkunganya.
  7. analisis system : teori ini digunakan dalam konteks peneliti membutuhkan informasi tentang perubahan-perubahan system yang terjadi dalam sebuah institusi social.[1]

Proses penelitian, membentuk teori dalam kualitatif

Dalm hal membangun teori, penelitian kualitatif naturallistik mengajukan konsep grounded theory yang intinya berisi pesan bahwa suatu teori haruslah dibangun dengan bertolak dari kenyataan yang ada dibumi, yang mengandalkan jenis analisis komparatif yang dikenakan secara berlanjut, berkesinambungan terhadap kategori-kategori data yang terus berkembang (menjadi makin banyak dan makin tajam) selama proses penelitian dilaksanakan.

Kerja pokok penelitian naturalistic :

  1. menyiapkan suatu lingkup masalah yang hebdak diamati secara longgar (lawman dari ketat).
  2. menentukan latar belakang pengamatan.
  3. terjun ke lapangan, mencari data dan mencatatnya secara deskriptif dan replektif.
  4. hasil pencatatan digunakan untuk mensintesakan data dalam kategori-kategori yang menonjol menggunakan analisis komparatif.
  5. hasil pengkategorian akan memberikan pilihan terhadap fokus pengamatan.
  6. terjun kelapangan berbekas focus untuk mencari data baru.
  7. data baru untuk makin mempetajam, mengubah fokus
  8. memutar kembali kegiatan 6 dan 7
  9. memilih sejumlah kategori yang menonjol ( yang memiliki data yang cukup banyak ).
  10. merumuskan teori subtansial dengan cara menarik kesimpulan dari kategori-kategori yang terpilih.
  11. melakukan pengabsahan kesimpulan/teori melalui penilaian pihak responden/melalui triangulasi.[2]

Fokus kajian penelitian :

Didalam rancangan penelitian kualitatif, focus kajian penelitian dan/atau pokok soal yang hendak diteliti, mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian serta yang kelak dibahas secara mendalam dan tuntas.fokus kajian penelitian adalah fenomena yang menunjukan adanya kesenjangan antara apa yang di harapkan dengan apa yang terjadi, dilihat dari persfektif ilmu pengetahuan.meskipun agaknya belum ada kesepakatan baku tentang strategi memilih dan teknik mengkonstruksikan atau merumuskan focus kajian penelitian, tetapi ada semacam kesepahaman umum dalam hubungan ini yang patut dipertimbangkan didalam memilih dan merumuskan focus kajian penelitian. Yakni :

  1. fenomena yang hendak diteliti itu mengisyaratkan nilai temuan yang signifikan dan bermanfaat baik bagi pengembangan teori ilmu pengetahuan maupun bagi kepentingan pemecahan masalah didalam masyarakat.
  2. fenomena yang dipilih sebagai focus kajian haruslah benar-benar kasat mata (dpat diobservasi), bukan sesuatu yang sagat abstrakdan sulit ditemukan dalam kenyataan social.
  3. merupakan fenomena baru yang mengisyaratkan keunikan dan “ketidak beresan social”tertentu, dan bukan sekedar pengulangan semata.
  4. fenomena sosial tersebut memberikan suatu kepastian tentang waktu yang dibutuhkan untuk diselesaikan dalam satu proses penelitian.
  5. kemungkinan tersedia referensi teoritik yang dapat digunakan sebagai perspektif

untuk memahami atau menjelas.

  1. fenomena yang diangkat tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika masyarakat.
  2. fenomena tersebut diharapkan benar-benar menarik untuk diteliti dan diminati oleh peneliti
  3. ada relevansinyadengan bidang atau disiplin ilmu yang ditekuni peneliti.
  4. tersedia akses bagi peneliti dalam upaya pengumpulan data.

Sementara itu, mengonstruksikan atau merumuskan focus penelitian perlu mempertimbangkan beberapa prinsip berikut :

  1. focus penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya yang mengisyaratkan pembongkaran pemahaman, pengetahuan, pengalaman dan world view atau dunia pemaknaan informan penelitian.
  2. disusun dalam format yang jelas, singkat, padat, tajam, dan tidak bias makna atau mengandung tafsiran yag beraneka rupa.
  3. rumusan fokus penelitian diharapkan dapat memberikan isyarat yang jelas bagi usaha pengumpulan data
  4. rumusan focus penelitian tidak perlu diurut sebanyak mungkin, melainkan diusahakan dikemas dalam beberapa poin penting atau konsep kunci saja yang menunjuk pada inti masalh yang hendak ditelusuri secara mendalam dan tuntas.[3]hal 41-43

teknik-teknik pengumpulan data:

  1. pengamatan
  2. pengamatan dengan menceburkan diri ke dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan suku bangsa yang menjadi obyek penyelidikan.
  3. wawancara bebas.
  4. wawancara terpimpin.
  5. pengedaran daftar pertanyaan/angket questioner.
  6. mencatat pembicaraan-pembicaraan para informan atau orang didalam masyarakatsecara tepat atau text recording.
  7. pencatatan biografi-biografi dari anggota-anggota masyarakat yang menjadi objek penelitian.
  8. mempergunakan test-test psikologi.
  9. menghitung dan mencatat angka-angka statistic dari peristiwa dan aktifitas masyarakat dan kebudayaan atau statistic methods.hal:189-190

berikut ini dijelaskan secara ringkas keseluruhan unsure yang ada di dalam laporan penelitian kuaitati.

  1. judul-judul yang tercantum disampul depan dan halaman awal laporan penelitian ditulis dengan singkat dan jelas yang mengisyaratkan fenomena dan focus kajian penellitian.
  2. abstrak dituilis singkat mungkin (cukup satu halaman saja dengan satu spasi)tetapi mencakup keseluruhan apa yang tertulis didalam laporan penelitian.
  3. pendahuluan didalamnya memuat tentang konteks penelitian, focus kajian tujuan penelitian serta ruanmg lingkup penelitian.
  4. perspektif teoritik dan kajian pramata perspektif yang menyajikan tentang teori yang digunakan sebagai perspektif dalam membantu merumuskan (kembali) focus kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau membahas temuan-temuan penelitian
  5. metode yang yang digunakan menyajikan secara rinci metode yang digunakan dalam proses penelitian.
  6. setting penelitian menyajikan tentang latar alamiah atau daerah atau lokasi dimana penelitian dillakukan.
  7. temuan-temuan penelitian. Menyajikan seluruh temuan penetian yang diorganisasian secara rinci dan sistematis sesuai dengan urutan pokok masalah atau focus kajian penelitian.
  8. analisis temuan-temuan penelitian bisa pula disebut pembahasan, diskusi, dan interpretasi, temuan-temuan penelitian
  9. kesimpulan dan implikasinya. Bisa juga disebut penutupo yang tersdiri dari kesimpulan dan saran.
  10. daftar kepustakaan.

Langkah-langkah kualitatif

  1. Permasalahan
  2. Deskripsi
  3. pembuktian
  4. evaluasi
  5. interprestasi
  6. predisi
  7. studi literature
  8. menyusun krangka fikir
  9. mempertjam focus
  10. mendisai proposal
  11. menentukan metode pengumpulan data
  12. menentukan metode analisis lokasi studi dan populasi penelitian

analisis data selama penelitian

1. penulisan memo (catatan pribadi kontemplasi)

2. transkrip hasil rekaman atau catatan

3. evaluasi harian/mingguan/bulanan

4. kodifikasi awal

5. cv menyusun data

langkah-langkah

  1. kategorisasi
  2. membuat metrics
  3. matematik sederhana
  4. ringkasan dari tiap responden
  5. kontekstualisasi
  6. analisis naratif
  7. susunan teori [4]

Format penulisan laporan penelitian kualitatif

Sesungguhnya ada banyak versi tentang format penulisan laporan dalam penelitian kualitatif. Buku ini tidak bermaksud menyajikan seluruh atau satu persatu versiyang ada, tetapi hanya mencoba menawarkan satu satu model fornmat saja yang lebih merupakan modifikasi dan “rekayasa” dari versi-versi yang dikembangkan berbagai ahli metode kualitatif.

Model format penulisan laporan penellitian kualitatif yang ditawarkan buku ini seperti yang disajikan sebagai berikut :

JUDUL

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

    1. Konteks penelitian
    2. Focus kajian
    3. Tujuan penelitian
    4. Ruang lingkup penelitian ‘

BAB II PERSPEKTIF TEORITIK DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan

B. Unit analisis

C. Pengumpulan dan analsis data

D. Keabsahan data

BAB IV GAMBARAN SETTING PENELITIAN

BAB V TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN

BAB VII KESIMPULAN IMPLIKASINYA

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN (kalau ada)

Referensi

1. Nuraida, diktat metodologi penelitian, aulia publishing house, jkt, hal : 108-115

2. membentuk teori dalam kualitatif, Mariach olifah. Blogspot. Com

3. Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pt Raja Grafindo Persada, Jkt, 2003.

4. Pengenalan Studi Kualitatif, (www. Litbang, Depkes. go. Id/ download/m…)



[1] . Nuraida, diktat metodologi penelitian, aulia publishing house, jkt, hal : 108-115

[2] . membentuk teori dalam kualitatif, Mariach olifah. Blogspot. com

[3] . Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pt Raja Grafindo Persada, Jkt, 2003.

[4] . Pengenalan Studi Kualitatif, (www. Litbang, Depkes. go. Id/ download/m…)

PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN

Modul Plan

Pert ke

SUB KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

MATERI STANDAR

METODE PERKULIAHAN

AKTIVITAS KEGIATAN

1

Mampu menjelaskan pentingnya penelitian dalam pengembangan Ilmu

Ø Mahasiswa menjelas-kan pentingnya peneli-tian

Ø Mahasiswa mampu merumuskan pengertian penelitian Islam

Ø Dapat menjelaskan Ruang lingkup penelitian pendidikan Islam

Ø Pengertian penelitian

Ø Ruang lingkup penelitian Islam

ØCeramah singkat

ØDiskusi

ØPresentasi Mahasiswa

ØPraktek

Ø Dosen membuka kelas dengan membaca doa

Ø Dosen bercerita yang berkaitan dengan pengertian penelitian yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Ø Mahasiswa presentasikan makalahnya

Ø Diskusi kelas

Ø Dosen dan mahasiswa membuat kesimpulan

Ø Dosen mengakhiri perkuliahan dengan memberikan tugas untuk minggu depan dan memberikan motivasi agar mempraktekan ilmu yang telah diberikan

Ø Dosen memberikan motivasi agar maha siswa rajin kuliah minggu depan

Tugas Pribadi

Tugas Kelompok

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian berasal dari kata ”metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan ”logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan.

Menurut David H.Penny, penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pmecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. Menurut Sutrisno Hadi MA, sesuai dengan tujuannya penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Sedangkan menurut Mohammad Ali, penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh pemecahannya.[1]

Metodologi penelitian pada hakikatnya merupakan operasionalisasidari epistemologi ke arah pelaksanaan penelitian. Epistemologi memberi pemahaman tentang cara atau teorimenemukan dan menysun pengetahuan dari ide. Materi dari kedua-duanya serta merujuk pada penggunaan rasio, intuisi, fenomena, atau dengan metode ilmiah(Rusidi, 2004: 3). Sehingga sebagaimana menemukan atau menyusun pengetahuan memerlukan kajian atau pemahaman tentang metode-metode.

Dalam pengertian ini perlu dibedakan antara metode dan tehnik secara keilmuan, metode dapat diartikan sebagai cara berfikir, sedangkan teknik diartikan sebagai cara melaksanakan hasil berfikir. Jadi dengan demikian metodolgi itu diartikan sebagai pemahaman metode-metode penelitian dan pemahaman teknik-teknik penelitian. Makna penelitian secara sederhana adalah bagaimana mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang sistematis.

B. Fungsi Penelitian

Fungsi penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:


ü Menemukan dan menduduki wilayah-wilayah pengetahuan yang baru atau dengan katalain bisa dikatakan invention, innovation, discoveries, dan tekhnologi baru.

ü Mengkosolidasi dan menstabilisasi wilayah-wilayah baru itu dengan cara menguji hipotesis-hipotesis.

ü Pengembangan kebijakan

Hasil penelitian tim psikologi dari universitas indonesia tentang anak berbakat intelektual telah melahirkan kebijakan pemerintah tentang pentingnya pendidikan khusus untuk anak berbakat yang mana sebelumnya hal itu tidak terdapat dalam undang-undang sistem pendidikan nasional.

ü Evaluasi kebijakan

Hasil penelitian berguna untuk evaluasi suatu kebijakan dalam pemerintahan. Contohnya: pada tahun 2003 penulis meneliti tentang program akselerasi tingkat SMU di Jakarta. Kesimpulan penelitian mengatakan bahwa telah terjadi beberapa kesalahan dalam penyelengaraan program akselerasi dan perlu diadakan perbaikan. Hasil penelitian tersebut kami presentasikan di departemen pendidikan nasional. Kini pemerintah mulai memperhatikan kembali tentang program akselerasiI untuk anak berbakat intelektual dan telah merubah kebijakan tentang pendidikan khusus anak intelektual.

ü Pengembangan ilmu pengetahuan

Contoh: seorang ilmuwan mengadakan penelitian tentang kecerdasan intellegensi. Hasil penelitian ini digunakan oleh para guru untuk mengukur tingkat kecerdasan siswa yang dikenal dengan tes IQ. Lambat laun teori ini mulai bergeser karena ada kenyataan bahwa ada kecerdasan lain yang menentukan prestasi seseorang.

ü Sebagai alat evaluasi

Contoh: misalnya pemerintah menggulirkan kurikulum berbasis kompetensi atau kurikulum 2004. setelah program ini berjalan maka diperlukan penelitian-penelitian yang berguna sebagai alat evaluasi. Dalam penelitian evaluasi seorang peneliti harus melaporkan berjalan atau tidaknya sebuah program yang telah dicanangkan. Guna memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang baik dan meneruskan sesuatu yang sudah berjalan baik.


C. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian dibagi atas 2 bagian:

· Kegunaan teoritis, biasanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembang konsep-konsep administrasi pada umumnya dan konsep-konsep waskat dan disiplin kerja khususnya.

· Kegunaan praktis, hasil penelitian hendak nya disebutkan secara tersurat berguna bagi siapa.[2]

Adapun kegunaan dari penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah:

Ø Digunakan dalam rangka memecahkan masalah-masalah nyata ditengah masyarakat dan memanfaatkannya sebagai bahan penyusunan rencana-rencana garis-garis kebijaksanaan.

Ø Digunakan untuk menyusun pengetahuan atau menemukan bidang-bidang penelitian yang baru.

Ø Dilakukan guna mengejar kebenaran ilmiah

Dengan mempelajari dan memahami metologi penelitian maka dapat diperoleh manfaat untuk:

o Dapat menyusun laporan atau tulisan karya ilmiah baik dalam paper, skripsi, tesis, maupun disertasi.

o Mengetahui arti pentingnya riset sehingga keputusan-keputusan yang dibuat dapat dipikirkan dan diatur dengan sebaik-baiknya.

o Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang sudah ada, yaitu untuk mengukur sampai seberapa jauh suatu hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan

D. Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Menganjurkan Untuk Meneliti

Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi manusia yang didalamnya terdapat lebih dari 700 ayat Al-Qur’an yang menganjurkan manusia untuk meneliti. Diantara ayat-ayat tentang pentingnya penelitian, antara lain: dalam Q.s Al-'alaq


1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.



[1] Drs. Cholid narbuko, metodologi penelitian, cet-6, hal: 1-2.

[2] Dr. husaini usman, metodologi penelitian sosial, cet-2, hal: 31

Rabu, 25 Juni 2008

mencari validitas angkett anie

Responden No Butir Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 1 2 3 1 3 4 1 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 3 3 1 1 3 1 60
2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 4 4 1 3 3 1 3 3 3 2 2 4 2 62
3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 1 4 4 4 2 1 3 3 68
4 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 1 4 4 3 3 1 3 3 71
5 2 2 4 1 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 1 4 4 3 2 1 3 3 65
6 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 4 3 2 1 4 2 63
7 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 1 3 2 66
8 1 2 3 1 3 4 1 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 4 3 1 1 4 2 62
9 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 1 2 3 2 62
10 2 2 4 1 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 2 2 4 4 1 2 4 2 65
11 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 1 2 3 2 71
12 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 4 1 2 3 2 70
13 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 1 67
14 1 2 3 1 3 4 1 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 1 62
15 1 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 67
16 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 3 2 3 3 4 2 2 3 1 68
17 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 71
18 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2 75
19 2 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 2 70
20 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 1 3 4 3 4 4 4 3 2 4 1 75

“ HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses pembelajaran merupakan inti proses pendidikan secara keseluruhan dan guru sebagai pemegang peran utama. Dimana serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertuntu. Interaksi hubungan timbale balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan, dan gurulah yang menciptakan guna membelajarkan anak didik.[1] Dari kedua belah pihak ini akan lahir interaksi edukatif dengan memanfaatkan alat Bantu pembelajaran sebagai mediumnya. Maka semua komponen diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran dan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan pembelajaran dan pengajaran itu dianggap berhasil dengan melihat sejauh mana prestasi belajar yang dicapai siswa. Maka untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan, peran guru amatlah penting disamping harus ada usaha dari siswa itu sendiri, karena dalam hal ini ternyata prestasi mengajar yang baik yang dimiliki oleg guru akan berpengaruh besar bagi keberhasilan siswanya.

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingakah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. [2]

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dilakukan siswa untuk mencapai keunggulan dalam belajar. Prestasi dapat dikatakan berkualitas tinggi jika prestasinya menunjukkan pencapaian yang tinggi baik aspek kognitif seperti nilai ulangan, EBTA, karya ilmiah, maupun aspek apektif dan psikomotorik seperti : olahraga dan kesenian.

Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses pembelajaran, dimana didalamnya terdapat beberapa factor yang saling mempengaruhi. Selanjutnya tinggi rendah prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa factor. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, dapat dibagi menjadi dua bagian yiatu “ factor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) seperti; factor jasmani (fisiologis) dan rohani (psikologis). Dan yang termasuk factor jasmani (fisiologis) ini adalah panca indera yang tidak berfungsi sebagimana mestinya, sperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan tubuh yang tidak sempurna serta tidak berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku. Sedangkan yang temasuk factor rohani (psikologis) yaitu; intelegensi, sikap, bakat, dan minat. Dan factor yang bearsal dari luar diri siswa (eksternal) seperti; factor lingkungan sosial dan non sosial. Adapun yang termasuk factor lingkungan sosial seperti; 1, faaktor lingkungan sekolah, yang meliputi : sarana prasarana, kurikulum, metode, motivasi mengajar guru. 2, factor lingkungan keluarga. 3, factor lingkungan masyarakat. Sedangkan yang termasuk lingkungan non sosial seperti; keadaan suhu, kelembapan udara, dan waktu.

Motivasi merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perubahan energi untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Dan mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Adapun pengertian motivasi mengajar adalah suatu perangsang dan pendorong bagi para guru untuk menyampaikan pengetahuan pada anak didik.

Dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan adanya motivasi mengajar. Dan prestasi belajar siswa sangan diperlukan adanya motivasi mengajar. Dan prestasi belajar siswa akan menjadi optimal, apabila didukung dengan motifasi mengajar guru SMP Islamiyah Darul Irfan Sawangan. Semakin tinggi motivasi mengajar yang dimiliki oleh guru SMP Islamiyah Darul Irfan Sawangan Depok, maka akan semakin tinggi pula prestasi yang dicapai oleh siswa. Jadi motivasi mengajar akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar pada siswa. Adapun tujuan motivasi mengajar adalah untuk menggerakkan kemauan mengajar guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswanya.

Menurut A. Tabrani Rusyan, Aang Tebjanastisna, dan Panji Anuraga motivasi mengajar guru mencakup empat dimensi yaitu; 1) motivasi guru dalam membuat perencanaan pengajaran, 2) motivasi guru dalam melakukan proses pengajaran, 3) motivasi guru dalam melakukan penilaian pengajaran, 4) motivasi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Seorang guru diharapkan dapat tampil professional dalam menjalankan tugasnya, karena usaha yang maksimal akan menjadi bagian penting dalam proses pengajaran. Adapun asalah satu factor penunjang yang paling utama untuk mencapai professionalisme dalam suatu pengajaran adalah adanya motivasi yang mesti dimiliki oleh setiap pribadi yang bersangkutan, karena berdasarkan adnya motivasi mengajar maka akan timbul dalam diri seseorang rasa cinta terhadap profesi yang diembannya, sehingga dapat melahirkan hasil yang maksimal bagi prestasi belajar siswa.

Guru harus mampu memainkan perannya sebaik mungkin, sebagimana telah dinyatakan oleh Slameto, yang dikutip oleh Muhammad Uzer Usman bahwa salah satu sikap profesionalisme guru adalah memiliki semangat untuk memberikan layanan kepada siswa, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian motivasi mengajar merupakan penggerak perilaku yang bersifat dinamis, mejemuk dan spesifik bagi guriu sebagai pengajar.

Sebagai seorang guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptkan kondisi pembelajaran yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Disni tentu saja tugas guru baerusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasan belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih mendatangkan kegiatan pengajaran yang kurang harmonis. Anak didik gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.

Beberapa prinsip yang berlaku umum untuk semua guru yang baik (1) guru yang baik memahami dan menghormati murid. (2) guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya. (3) guru yang baik menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran. (4) guru yang baik menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu. (5) guru yang baik mengaktifkan murid dalam hal belajar. (6) guru yang baik memberi pengertian dan bukan hanya kata-kata belaka. (7) guru yang menghubungkan pelajarn dengan kebutuhan murid. (8) guru mempunyai tujuan tetentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya. (9) guru jangan terikat oleh satu buku pelajaran. (10) guru yang baik tidak hanay mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid melainkan senantiasa mengembangkan pribadi anak.[3]

Pengelolaan kelas ialah “seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku yang diinginkan dan mengurangi bahkan meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, menembangkan hubungan interpersonal serta mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif. Apabila seorang guru mampu mengelola kelas dengan baik, maka dia telah memiliki motivasi mengajar yang baik pula, sehingga dalam meningkatkan prestasi belajar siswa akan menjadi mudah.

Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara : (1) lewat kesan yang diperoleh salam jam pelajaran (2) lewat informasi sedrhana dari pihak murid melaliu pertanyaan lisan yang di ajukan oleh pengajar (3) lewat informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh malalui ujian singkat (4) mempelajari hasil ujian yang diadakan pada akhir kursus.[4]

Dan seorang guru dalam melakukan pengajaran tidak hanya besifat transfer of knowledge, akan tetapi disamping memberikan ilmu pengetahuan, juga meningkatkan keterampilan dan pembinaan sikap mental terhadap siswa serta menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan itu sendiri dengan dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap dan tingkah laku guru. Karena pribadi guru merupakan salah satu nilai-nilai yang akan ditransfer dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan demikian, guru menjadi contoh model yang nyata untuk dirinya dan anak didiknya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul : “ HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA)

B. Pembatasan dan perumusan masalah

1. Pembatasan masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang berkaitan dengan motivasi mengajar guru dan prestasi belajar siswa, maka penulis memberikan batasna sebagai berikut :

  1. Motivasi mengajar guru adalah kemampuan mengajar yang timbul karena adanya dorongan dari yang bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan sosial dan pengaruh lingkungan non sosial, dimana kekuatannya tergantunf daripada proses pengintegrasian tersebut.
  2. Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah prestasi yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diukur dengan melihat apakah hasilnya telah memenuhi tujuan instruksional khusus, yaitu dengan melihat hasil nilai raportnya.
  3. Penelitian dilakukan pada para guru

2. Perumusan masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; “apakah ada hubungan antara motivasi mengajar guru dengan prestasi belajar siswa”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “ada tidaknya hubungan antara motivasi mengajar guru dengan prestasi belajar siswa”.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaaat untuk :

  1. manfaat teoritis

hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai hubungan motivasi mengajar guru dengan prestasi belajar siswa.

  1. manfaat Praktis

a. bagi guru

sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan motivasi mengajar dengan baik, sehingga prestasi belajar yang diraih oleh siswa dapat dicapai dengan hasil yang maksimal.

b. Bagi siswa

untuk memberikan motivasi kepada siswa agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajar dengan kemampuan sendiri sehingga mencapai hasil yang optimal, dapat menyesuaikan dieri, serta mandiri.

Data responden

Nama guru :

Jenis kelamin :

Petunjuk pengisian

  1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu guru untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang ada.
  2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang bapak/ibu pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
  3. Ada empat alternative , yaitu :

· SS = sangat setuju

· S = setuju

· TS = tidak setuju

· STS = sangat tidak setuju

No

Pernyataan

SS

S

TS

STS

1

Sebelum proses pembelajaran kadang-kadang saya membuat satpel kadang-kadang tidak tergantung kondisi.

2

Dalam menyampaikan materi saya tidak mengacu pada TIK, karena itu membingungkan saya.

3

Dalam proses pengajaran di dalam kelas saya perlu menggunakan bermacam-macam metode untuk menimbulkan motivasi belajar siswa.

4

Saya tidak pernah melihat buku pelajaran ketika menjelaskan materi.

5

Agar proses pembelajaran dan pengajaran berjalan dengan efektif dalam menyampaikan materi, saya selalu mengacu pada TIK.

6

Setiap selesai pembelajaran saya mengadakan evaluasi atau tes formatif.

7

Saya selalu memberikan tugas PR kepada siswa, agar prestasinya baik.

8

Saya yakin perencanaan yang saya buat dapat mencapai tujuan pembelajaran.

9

Ketika menjelaskan materi pelajaran, saya selalu melihat buku yang berkaitan dengan materi yang saya ajarkan.

10

Saya selalu menyiapkan pokok bahasan sebelum proses pembelajaran di mulai.

11

Memberikan pengarahan kepada siswa tentang penggunaan waktu belajar yang baik, bagi saya itu sangat merepotkan.

12

Saya memberikan pengarahan kepada siswa tentang penggunaan waktu belajar yang baik.

13

Saya tidak pernah memeriksa atau menilai tugas siswa dengan baik.

14

Bagi saya membimbing belajar siswa sangat penting, dalam menunjang prestasinya.

15

Penggunaan media sangat penting dalam proses pembelajaran dan pengajaran dalam bidang studi yang saya ajar

16

Sebelum memulai pelajaran saya tidak pernah mengadakan pre tes kepada siswa.

17

Saya selalu memeriksa atau menilai tugas siswa dengan baik.

18

Dalam proses pembelajaran dan pengajaran khususnya dalam bidang studi yang saya ajar, saya tidak pernah menggunakan media secara maksimal.

19

Sebelum mengajar saya selalu membuat satpel, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.

20

Saya tidak perlu membuat perencanaan yang konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

21

Memberikan tes pada siswa hanya pda jadwal semester saja.

22

Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, saya mengadakan tes diakhir proses pembelajaran.

23

Saya tidak perlu memberikan PR kepada siswa, kerena prestasinya sudah baik.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI GURU DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK

No

Variabel

Konsep

Dimensi

Indicator

Motivasi mengajar guru (x)

Motivasi mengajar guru merupakan pendorong penggerak dan pengajaran

1.Motivasi mengajar guru dalam membuat perencanaan pengajaran.

- membuat satuan pelajaran.

- menyiapkan pokok bahasan.

- kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran.

- membuat perencanaan yang konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan.

Prestasi belajar siswa (y)

2.motivasi mengajar guru dalam proses pengajaran.

- menguasai materi.

- menyampaikan materi selalu mengacu pada tik.

-menggunakan bermacam-macam metode.

- pentingnya menggunakan media.

3. motivasi mengajar guru dalam penilaian pengajaran.

- mengadakan pre tes.

- mengadakan post tes.

- menilai tugas siswa.

- mengadakan evaluasi tes formatif.

4. motivasi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

- memberikan tugas-tugas (berupa pr).

- memberikan bimbel.

- mengarahkan bakat dan minat siswa.

- memberikan pengarahan tentang waktu belajar yang baik.

KISI-KISI INSTRUMENT DIMENSI CIRI-CIRI KHAS MENGAJAR GURU

No

Dimensi

Indicator

No. item butir

jumlah

1

Motivasi guru dalam membuat perencanaan pengajaran

- membuat satuan pelajaran.

- menyiapkan pokok bahasan.

- kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran.

- membuat perencanaan yang konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan.

19 dan 1

10

8

20

2

1

1

1

2

Motivasi guru dalam proses pengajaran

- menguasai materi.

- menyampaikan materi selalu mengacu pada tik.

-menggunakan bermacam-macam metode.

- pentingnya menggunakan media.

9 dan 4

5 dan 2

3

15 dan 18

2

2

1

2

3

Motivasi guru dalam penilaian pengajaran

- mengadakan pre tes.

- mengadakan post tes.

- menilai tugas siswa.

- mengadakan evaluasi tes formatif.

16

22 dan 21

17 dan 31

6

1

2

2

1

4

Motivasi guru dalam meningkatkan prstasi belajar siswa

- memberikan tugas-tugas (berupa pr).

- memberikan bimbel.

- memberikan pengarahan tentang waktu belajar yang baik.

7 dan 23

14

12 dan 11

2

1

2

TABEL KISI-KISI INSTRUMENT

No

Pernyataan

Dimensi motivasi guru dalam membuat perencanaan pengajaran

1

2

3

4

5

6

7

8

Sebelum mengajar saya selalu membuat satpel, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.

Sebelum proses pembelajaran kadang-kadang saya membuat satpel kadang-kadang tidak tergantung kondisi.

Saya selalu menyiapkan pokok bahasan sebelum proses pembelajaran di mulai.

Sebelum proses pembelajaran dimulai saya tidak perlu menyiapkan pokok bahasan meteri yang akan disampaikan.

Saya yakin perencanaan yang saya buat dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam perencanaan yang saya buat saya tidak yakin dapat mencapai tujuan pembelajaran

Saya berusaha membuat perencanaan yang konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

Saya tidak perlu membuat perencanaan yang konkrit dan detail yang siap untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

Dimensi Motivasi guru dalam proses pengajaran

1

2

3

4

5

6

7

Ketika menjelaskan materi pelajaran, sya selalu melihat buku yang berkaitan dengan materi yang saya ajarkan.

Saya tidak pernah melihat buku pelajaran ketika menjelaskan materi.

Agar proses pembelajaran dan pengajaran berjalan dengan efektif dalam menyampaikan materi, sya selalu mengacu pada tik.

Dalam menyampaikan materi saya tidak mengacu pada TIK, karena itu membingungkan saya.

Dalam pross pengajaran di dalam kelas, saya tidak perlu menggunakan bermacam-macam metode.

Dalam proses pengajaran di dalam kelas saya perlu menggunakan bermacam-macam metode untuk menimbulkan motivasi belajar siswa.

Penggunaan media sanagt penting dalam proses pembelajaran dan pengajaran dalam bidang studi yang saya ajar

Dalam proses pembelajaran dan pengajaran khususnya dalam bidang studi yang saya ajar, saya tidak pernah menggunakan media secara maksimal.

Dimensi Motivasi guru dalam penilaian pengajaran

1

2

3

4

5

6

7

8

Saya selalu mengadakan pre tes kepada siswa sebelum memulai pelajaran.

Sebelum memulai pelajaran saya tidak pernah mengadakan pre tes kepada siswa.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, saya mengadakan tes diakhir proses pembelajaran.

Memberikan tes pada siswa hanya pda jadwal semester saja.

Saya selalu memeriksa atau menilai tugas siswa dengan baik.

Saya tidak pernah memeriksa atau menilai tugas siswa dengan baik.

Setiap selesai pembelajaran saya mengadakan evaluasi atau tes formatif.

Setiap selesai pembelajaran saya tidak mengadakan evaluasi atau tes formatif.

Dimensi Motivasi guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

1

2

3

4

5

6

7

8

Saya selalu memberikan tugas pr kepada siswa, agar prestasinya baik.

Saya tidak perlu memberikan pr kepada siswa, kerena prestasinya sudah baik.

Bagi saya membimbing belajar siswa sanagta penting, dalam menunjang prestasinya.

Bimbingan belajar pada siswa tidak menjadi tanggung jawab saya sebagai guru bidang studi, mereka bisa belajar sendiri.

Saya membantu mengarahkan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya.

Saya tidak pernah memperhatikan bakat yang dimiliki siswa.

Saya memberikan pengarahan kepada siswa tentang penggunaan waktu belajar yang baik.

Memberikan pengarahan kepada siswa tentang penggunaan waktu belajar yang baik, bagi saya itu sanagt merepotkan.

UJI VALIDITAS ITEM

PENGSKORAN DIMENSI CIRI-CIRI KHAS MENGAJAR GURU

Butir pengamatan

No butir

Skor penilaian

Dimensi MGPP 1

1

1= sebelum proses pembelajaran kadang-kadang saya membuat satpel, kadang-kadang tidak tergantung kondisi (STS)

Dimensi MGPP 2

2

Dalam menyampaikan materi saya tidak mengacu pada TIK, karena itu membingungkan saya (TS)

Dimensi MGPP 3

3

Dalam proses pengajaran di dalam kelas saya perlu menggunakan bermacam-macam metode untuk menimbulkan motivasi belajar siswa (S)

Dimensi MGPP 4

4

Saya tidak pernah melihat buku pelajaran ketika menjelaskan materi (SS)

METODOLOGI PENELITIAN

“HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK”














Nurmalina (106011000146)

Rohani (106011000161)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008



[1] Syaiful Bahri Djamaarah & Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 1997, cet 1, h.43

[2] Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sks, Bumi Aksara, cet 1, 1991, Jakarta. H.78

[3] Prof. Dr. S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Remaja Rosdakarya, cet 2, 2000.

[4] Drs. Ad. Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, Pt Grasindo, 1991, Jakarta.